Kamis, 12 Juli 2018

Naskah Cerita Panji


CATATAN SEMINAR INTERNASIONAL PELESTARIAN PANJI/INAO
SELASA-RABU, 10-11 JULI 2018, AUDITORIUM PERPUSNAS RI


Naskah Cerita Panji Sebagai Ingatan Dunia

Berdasarkan sertifikat Memory of the World (MoW) UNESCO tanggal 30 Oktober 2017, ditetapkan bahwa Naskah Cerita Panji (Panji Tales Manuscripts) yang merupakan “joint nomination” dari beberapa Perpustakaan Nasional (Indonesia, Malaysia, Kamboja, Belanda), serta dukungan dari British Library, sebagai Memory of the World (Ingatan Dunia).
Naskah Panji melengkapi deretan MoW, warisan dokumenter yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI selain Negara Kertagama dan Babad Dipenogoro. Cerita Panji terjadi pada masa Kerajaan Kediri di Jawa Timur. Tokoh utama dalam Cerita Panji tersebut adalah Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Candrakirana. Cerita Panji merupakan cerita roman yang memiliki nilai universal. Kepopuleran Cerita Panji merambah Asia Tengggara dengan aksara dan bahasa yang berbeda.

Hal ini mengindikasikan bahwa Cerita Panji telah diapresiasikan dan dilestarikan secara baik oleh masyarakat. Sebagai salah satu upaya melestarikan dan mengangkat nilai budaya Jawa Timur sebagai “ikon” serta warisan budaya bersama. Selain itu untuk menindaklanjuti penghargaan UNESCO terhadap Naskah Cerita Panji sebagai “ingatan dunia” perlu dilakukan promosi, sosialisasi terkait isi yang terkandung dalam naskah sebagai warisan budaya documenter khususnya untuk meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai luhur dan cita-cita panji.

Kajian Panji Dari Jaman Ke Jaman

Dunia dan cerita panji tersedia dalam berbagai bentuk : tarian, teater, wayang, patung, lukisan, dan juga naskah tulisan tangan. Variasi dan keberadaan naskah panji di sejumlah koleksi internasional dan dalam sejumlah bahasa dari jaman ke jaman. Dari awal penelitian budaya Indonesia di abad ke-17, cerita panji telah menarik perhatian para ilmuwan. Perhatian itu sampai saat ini tak pernah padam. Salah satu perkembangan yang sangat penting untuk pelestarian budaya panji dan untuk memajukan kajiannya adalah website Panji Tales. Website itu akan menampilkan seratus naskah panji dalam delapan bahasa beserta kajian panji dari jaman ke jaman. Dari segi sejarah, kedatangan Jawa ke Tanah Melayu sejak jaman Kesultanan Melaka. Lebih menyorot soal cinta yang menjadi pencetus kepada elemen-elemen lain dalam cerita panji. Panji mengembara dalam ukiran relief di candi-candi jaman Majapahit. Membangkitkan apresiasi masyarakat kepada sastra dan tradisi panji.

Panji Diplomat Budaya Indonesia

Kisah dan budaya Panji/Inao yang terkenal pertama kali muncul pada abad ke-14 di Jawa Timur, lalu menjadi sangat populer dan menyebar ke pulau-pulau lain di Indonesia, seperti Bali, Lombok, Kalimantan, dan Jawa. Kisah Panji menginspirasi perkembangan seni pertunjukan, seperti tarian, teater, wayang dan topeng. Literatur dan seni pertunjukan kemudian menyeberangi lautan ke Negara lain di kawasan ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam. Pengaruh itu dideskripsikan oleh cendekiawan Adrian Vickers : “Sebuah civilization Panji/Inao di Asia Tenggara”.

Panji adalah “diplomat budaya Indonesia” perlu daya kreativ seniman/budayawan dalam menginovasi cerita panji di jaman milenial ini. Cerita panji adalah cerita keluarga Indonesia, maka perlu segera dibuat dongeng cerita panji yang merakyat, sehingga dapat kembali diingat oleh anak generasi milenial. Indonesia adalah bangsa yang besar, kita semua harus bangga dengan kebesaran masa lalu tentang perjuangan para pendahulu dalam membesarkan bangsa. Sebagaimana kita ketahui banyaknya monumen-monumen masa lalu yang menyimpan karya nyata kolektif masa lalu.

Puluhan ribu naskah tersimpan di Perpusnas RI dari segala bahasa dan naskah ini berisi karya para leluhur bangsa Indonesia, seperti karya-karya agung bangsa Melayu, Hikayat Hangtuah, Prapanca, Nagarakertagama, La Gigo, Babad Dipenogoro, Siksakandhang Karesian, Amama Gappa. Salah satu yang sangat fenomenal dan massal adalah Cerita Naskah Panji yang tersebar sampai ke Asia Tenggara. Panji (Indonesia) Inao (Asia Tenggara) harus dilestarikan dan dirayakan sebagai warisan bersama. Cerita panji berkembang di Indonesia, Thailand, Malaysia, Kamboja. Panji menginspirasi para pelaku seni pertunjukan dan seni sastra serta seni rupa (wayang wong, wayang beber, topeng). Relief panji banyak terpampang di candi-candi dan juga cerita naskah panji pun tercatat di UNESCO.

Dalam dunia pernaskahan di Indonesia ada sekitar 700 bahasa dengan tradisi tulis yang terbatas, diantaranya : Jawa, Melayu, Bali, Sunda, Bugis, Makasar, Aceh, Minang, Madura, Sasak, Bima, Lampung, Mandar. “Dalam tradisi tulis tersebut ada beberapa di batu (prasasti), tulang, kayu, bambu. Kebanyakan di daun lontar dan kertas (Eropa), beberapa di daluang (kulit kayu yang ditumbuk). Mengenai naskah panji ada ratusan naskah yang telah didaftarkan dalam Panji Tales Manuscripts di Memory of the World Register UNESCO berdasarkan 4 (empat) koleksi, Kamboja (1), Malaysia (5), Indonesia (76), Belanda (260). Cerita Panji adalah cerita romantis, erotis, tapi tidak jorok. Cerita tulis panji berawal dari cerita lisan panji yang memijakkan tapaknya di relief candi-candi dan divisualisasikan melalui seni pertunjukan Cerita Panji oleh Wayang Beber. Naskah cerita panji dalam pertunjukan Wayang Beber berawal pada abad 16 – 17 yang ditulis di pesisiran utara Jawa (Gresik) sebagai tontonan keliling (barangan).

Cerita panji merupakan “pemberontakan” sastra Jawa terhadap sastra India. Cerita panji sebagai symbol keselarasan budaya nusantara. Kisah-kisah panji menggambarkan suasana budaya dan geografi lokal di Jawa. Selain itu juga menjadi dasar Toponimi Arkeologis, dianataranya : Goa Selangkeng (Kediri), Gunung Pruwata/Pawitra. Gunung Penanggungan, Punden Pelanggata Sung, Rabut Falah (percandian) di Blitar, Panaraga, Candi Pendharmaan (arca perwujudan). Panji adalah kebudayaan Tanah Jawa. (ziz)

(sumber:perpusnasri)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar