Lakon Kecil kecil Sicabe Rawit yang dipentaskan oleh Grup Sirih Kuning.[Aziz/radarindoneianews.com] |
RADARINDONESIANEWS,COM, JAKARTA - "Disebuah
kampung yang bernama Kampung Asem Baris ada sekumpulan pemuda/i yang saban
pagi, siang, sore, dan malam bermain bersama di sebuah taman biasa disebut
"Taman Kampung Asem Baris". Diantara pemuda/i tersebut ada seorang
gadis cantik jelita pujaan Kampung Asem Baris bernama Si Hindun yang menjadi
rebutan pemuda Kampung Asem Baris. Termasuk Si Dedi anak Juragan Bawang dan Si
Somad "anak pindahan" yang bijak, baik, dan sopan terus bersaing dan
bertengkar dalam memikat hati Si Hindun. Terjadilah
konflik tak berkesudahan, dimana yang semula Kampung Asem Baris tenteram dan
damai berubah menjadi petaka. Dan bagaimana kisah selanjutnya?"
Begitulah ringkasan lakon "Kecil-Kecil Si
Cabe Rawit" yang dipentaskan oleh Grup SIRIH KUNING salah satu peserta
Pelatihan Seni Teater Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Seni
Budaya - Unit Pelayanan Latihan Kesenian Jakarta Selatan, Rabu-Selasa, 11-24
Mei 2016, Jl. Asem Baris No. 100, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Dengan
Peserta Siswa/i SMK 57, SMK 28 Oktober, SMK Al Hidayah Lestari. Dan dibimbing
oleh pelatih/asisten yang berpengalaman dibidangnya, seperti : Dindon WS, Atien
Kisam, Nasir Mupid, Agus Talita, Abdul Aziz, Hanz Crew. Turut hadir Ka Pusat
Pelatihan Seni Budaya DKI Jakarta, Ka Unit Latihan Kesenian Jakarta Selatan,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Sudin Pariwisata dan Kebudayaan
Jakarta Selatan, Pengelola RPTRA Se Jakarta Selatan, Guru/Murid SMK 57, SMK 28
Oktober, SMK Al Hidayah Lestari.
Semua penonton merasa terhibur dengan suguhan
tontonan segar para peserta pelatihan dan sangat luar biasa karena selama 10
hari latihan dapat menghasilkan seni pertunjukan yang menggabungkan beberapa
bidang seni tradisi Betawi, seperti topeng, blantek, gambang kromong, sirih
kuning, yang sangat memukau.
Dengan demikian harus ada apresiasi serius,
komitmen, disiplin tinggi, sehingga harus segera serta layak ditampilkan kembali
di pusat-pusat kebudayaan dalam/luar negeri. Tentunya nanti peserta akan
dipersiapkan menjadi yang terbaik dalam seni pertunjukan.
Semua harus bangga serta berkeinginan bahwa
dengan media seni pertunjukan dapat menjadi alternatif dalam membangun masyarakat
Jakarta jauh dari narkoba, tawuran, aids, radikalisme, terorisme. Semua pihak
harus terus mensuport dalam hal ini. (Abdul
Aziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar