Rabu, 25 Mei 2016

TOPENG BLANTEK DI KAMPUNG BETAWI

(STUDI KASUS: SANGGAR SENI “FAJAR IBNU SENA” CILEDUG) SKRIPSI Fakultas Adab dan Humaniora Dengan Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) An. HAMMATUN AHLAZZIKRIYAH NIM. 1111022000008 KONSENTRASI ASIA TENGGARA PROGRAM STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAMFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
 
C. Nilai-Nilai Topeng Blantek Sebagai Media Untuk Masyarakat.

Didalam pertunjukan seni Topeng Blantek Para pemain dan seniman Topeng Blantek selalu menyampaikan maksud dan tujuan pada pertunjukannya. Nilai yang merupakan tuntunan berarti harus terkandung dalam norma di masyarakat. Norma sendiri terdiri dari cara (usage), kebiasaan ( folkways ), tata kelakuan (mores) dan adat istiadat (custom).70 Nilai yang menjadi sebuah tuntunan mempunyai peran penting terhadap kehidupan masyarakat. Nilai bersifat positif ini secara langsung di transfer melalui seni budaya pada masyarakat luas. Nilai yang menjadi tuntunan dapat memberikan sebuah pengamalan dan manfaat juga bagi para seniman dan masyarakat luas. Nilai-nilai umum yang diberikan pada seni budaya adalah estetika dan etika. Nilai estetika dilihat pada seni budaya salah satunya dari segi penampilan dan gerakan-gerakan dalam pertunjukan seni budaya Topeng Blantek. Nilai etika pada kesenian ini ditunjukan .dengan moralitas, religius, dan karakter. Nilai-nilai yang terkandung pada sebuah seni budaya Topeng Blantek harus ada dan tetap dipertahankan karena dapat menjadi sebuah tuntunan hidup atau media untuk bermasyarakat. Oleh karena itu, seni budaya Topeng Blantek tidak 

Dikutip dari berita jakarta : (http://www.beritajakarta.com, 2008.2-2-2012). Diakses pada28-12-2014 15:3770 Berita online, warta betawi kumpulan berita betawi, http://abdulazizbudaya.blogdetik.com/diakses pada 23 juli 2015 09:49

hanya sekedar tontonan, akan tetapi secara substansi menjadi sebuah tuntunan di masyarakat luas terutama bagi kelompok masyarakat Betawi dan seniman. Dalam pertunjukan teater seni Topeng Blantek ini memiliki banyak peran yaitu sebagai media sosial , media dakwah dan sebagai menghibur masyarakat yang menonton pertunjukan tersebut . fungsi dan peran sangat penting disamping untuk menghibur masyarakat dan Topeng Blantek ini didalam pertunjukan dapat unsur unsur dakwah yang isinya nasehat dan ajaran agama maknanya bnyak bagi para penonton pertunjukan seni Topeng Blantek dan juga pertunjukan tersebut sebagai media sosial pada saat penampilan pertujukan dimulai setiap pemain melakukan interaksi menyapa para penonton dengan salam dan pada saat pemain mulai bermain melakuan lakonan atau alur cerita yang lucu sehingga mengajak penonton masyarakatnya tertawa. Adapun peran Topeng Blantek tersebut adalah:

1. Peranan Topeng Blantek Sebagai Media Sosial

Seni budaya adalah bagian dari kehidupan mayarakat dan juga merupakan sebuah media sosial masyarakat. Seni budaya sebagai media sosial yang dihasilkan dari produk sosial untuk menyalurkan aspirasi masyarakat.
Topeng Belantek adalah berperan sebagai media sosial masyarakat Betawi. Media sosial yang berlandaskan atas nilai-nilai dan merupakan sebuah sarana apreasiasi masyarakat untuk menampilkan sesuatu yang ingin diungkapakan dan disalurkan, melalui pertunjukan. Salah satu yang diungkapkan pada publik dan pemerintah, berisikan kepedulian, kritik sosial yang merupakan bagian dari nilai sosial dalam Topeng Blantek.

Topeng Blantek merupakan bagian dari teater Betawi, memiliki fungsi sebagai sarana informasi masyarakat dalam aspek-aspek kebudayaan yang berisi tentang sejarah, aktivitas masyarakat Betawi, dan seni. Aspek tersebut sangat menjadi rujukan isi pada sebuah kesenian .Dalam Topeng Blantek aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan juga termasuk hal yang utama dalam pementasan yang terdiri dari latihan adegan, pementasan teater yang menggunakan panggung sebagai medianya. Pada aspek latihan adegan merupakan sebuah kegiatan persiapan yang akan ditampilkan. Seni topeng belantek merupakan sebuah media sosial. Media yang bersifat untuk semua kalangan masyarakat. Media yang memberikan pesan pada para penonoton.Seni topeng belantek sebagal media sosialisasi menyampaikan pesan melalui isi cerita melalui sebuah teater. Teater merupakan sebuah sarana ekspresi para pemain topeng Belantek untuk menunjukan keterampilan atau keahliannya dalam berseni. Dalam teater menunjukan kemampuan pemain yang diperoleh dan pelatihan bakat dan proses belajar individu yang dimiliki pemain pada seni. Teater pertunjukan kesenian Topeng Belantek memiliki tujuan untuk mentranformasikan nilai pada masyarakat dengan melalui Pertunjukan seni budaya topeng Belantek merupakan repsenasi dan ide, gagasan dan cerita yang disampaikan oleh para pemain dan seniman yang tergabung pada komunitas betawi dalam sanggar, sehingga para penonton dapat mengambil pelajaran dan pesan dan pertunjukan tersebut. 

Oleh sebab itu, kesenian Topeng Blantek memiliki peran sebagai media sosial mampu menciptakan hubungan sosial menurut Raymond William, dalam ChrisBarker bahwa “budaya meliputi organisasi produk struktur lembaga yang mengekspresikan hubungan sosial, dan bentuk komunikasi anggota masyarakat”. Kesenian Topeng belantek juga dapat menciptakan interaksi antara seni dengan masyarakat. Hubungan interaksi sosial berlanjut pada pemahaman dengan para penonton dan berpengaruh pada masyarakat dalam Goerge ritzer bahwa “terjadinya proses interaksi sosial harus memiliki sifat pengaruh dan mempengaruhi”.72 Proses sosialisasi yang dilakukan oleh pemain dengan menampilkan cerita yang ingin disampaikan pada masyarakat. Hal tersebut menunjukan proses sosialisasi terwujud melalui adanya hubungan komunikasi melalui perilaku terbuka dan peran seniman dan pemain topeng belantek itu sendiri. Perilaku terbuka dalam hal ini ditunjukan dengan gerakan-gerakan dan adegan yang ditampilkan Seni topeng Belantek itu merupakan sarana menyampaikan sesuatu dalam proses untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, peran Topeng Blantek sebagai media sosial dapat berperan penting dan memberi manfaat karena didalam pertunjukanya mengandung nilai-nilai yang mudah diserap dan tersampaikan untuk para penonton atau masyarakat Betawi yang meliputi kegiatan atau aktivitas dan kebiasaan kehidupan sehari masyarakat Betawi.

2. Peran Topeng Blantek sebagai pendidikan

Peran Topeng Blantek sebagai media Pendidikan itu sendiri merupakan proses pembelajaran menuju masyarakat yang bertujuan positif dalam Nurul Zuriah 

 Barker, Chris. 2004. Cultural Studies. Teori dan Praktek. Yoyakarta: Kreasi Wacana.72 George Ritzer dan Douglas J..Teori Sosiologi Modern.Yogyakarta: Kencana, 2007. Hal 27

bahwa “pendidikan yang memberikan hal positif tidak hanya pemberian kognitif, selain itu terdiri dan beberapa unsur-unsur yaitu penanaman moral, etika dan estetika dalam kehidupan.” Pola pendidikan pada seni topeng belantek rnengarah pada adanya eksistensi dan penyampaian nilai-nilai pada masyarakat dalam Tirtaraharja Umar bahwa “pendidikan itu merupakan sesuatu yang memiliki sifat atau nilai universal dan berlangsung secara terus menerus tidakputus.74 Disetiap pertunjukan Topeng Blantek terdapat pembelajaran untuk penontonnya bahwa pertunjukan Topeng Blantek memberikan hal-hal yang membantu pengetahuan masyarakat atau penonton didalam alur ceritanya menunjukan dan memperlihat nilai nilai yang menjadikan suatu tutunan dalam bermasyarakat ataupun berkelompok karna itu Topeng Blantek bukan hanya tontonan yg menghibur tetapi Topeng Blantek juga bisa menjadi pembelajaran bagaimana cara bersosialisai berkomunikasi dan berinteraksi kepada masyarakat yang menontonnya. Pengetahuan itu menunjukan adanya tingkat kecerdasan pada para pemain seni topeng belantek.Gagasan atau ide yang ingin disampaikan dikemas dalam cerita atau kisah.Kisah yang diambil dan tokoh dan kehidupan masyarakat Betawi. Hal tersebut menjadikan pengetahuan yang menonjol pada seni Topeng Belantek yaitu jago sejarah dan Betawi. Pengetahuan sejarah ini bertujuan membahas tentang seni budaya tradisional tempo dulu. Seni budaya Topeng Blantek merupakan peninggalan para seniman dan masyarakat Betawi dahulu.Salah satu pengetahuan sejarah yang terkenal yaitu mengenai cerita si pitung. Pengetahuan sejarah juga

 Nurul Zuriah. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspek Perubahan. Jakarta: Burni Aksara, 2008. Hal 19
Mudji Sutrisno dan Hendarto Putranto. Ibid. Hal 69

memiliki tujuan lain pada masyarakat yang merupakan penonton harus peduli dan melestarikan budayanya. Di dalam buku karangan Poedjawijatha bahwa“pengetahuan adalah sesuatu yang diketahuinya” Pengetahuan dalam hal ini bersifat wawasan.Wawasan pengetahuan terhadap kesenian budaya. Para seniman dan pemain harus mampu memahami dan mengerti tentang seni. Pengetahuan yang dihasilkan dan para pemain seni budaya topeng Belantek pada masyarakat salah satunya dengán memberikan sejarah budaya masyarakat Betawi. Hal itu karena Seni topeng Belantek merupakan bagian dan budaya tradisional masyarakat Betawi.Pengetahuan yang bersumber pada keingintahuan terhadap sesuatu.Pengetahuan yang merupakan sebuah ide atau gagasan yang ingin disampaikan pada masyarakat.Pengetahuan yang diberikan pada seni budaya ini tidak dengan teori.Namun, pembenian itu bersifat tersirat terhadap masyarakat yang menonton.Pengetahuan itu pun tidak terbatas hanya pada satu aspek, tapi lebih luas. Pendidikan itu sendiri merupakan proses pembelajaran menuju masyarakat yang bertujuan positif dalam Nurul Zuriah bahwa “pendidikan yang memberikan hal positif tidak hanya pemberian kognitif, selain itu terdiri dan beberapa unsurunsur yaitu penanaman moral, etika dan estetika dalam kehidupan.” Pola pendidikan pada seni topeng belantek rnengarah pada adanya eksistensi dan penyampaian nilai-nilai pada masyarakat dalam Tirtaraharja Umar bahwa

 Poedjawijatna, Tahu dan Pengetahuan: Pengantar Ilmu dan Filsafat. (Jakarta: PT RnekaCipta, 1983.hlm 19
 Nurul Zuriah. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspek tf Perubahan. Jakarta:Burni Aksara, 2008. Hal 19

“pendidikan itu merupakan sesuatu yang memiliki sifat atau nilai universal dan berlangsung secara terus menerus tidak putus.77 Aspek pengetahuan yang ada pada topeng belantek yaitu mengandung sejarah. Sejarah merupakan bagian dari\
pendidikan dan pengatahuan. Point pengetahuan sendiri yang satu iniakan
mengajak pada masyarakat untuk mencintai dan Iebih peduli akan budayanya.
Sifat tersebut yang ditanamkan pada masyarakat sekarang ini.Jangan melupakan
sejarah.
Oleh sebab itu, para pemain seni Topeng Belantek tidak hanya menampilkan
keterampilan fisik, akan tetapi dan segi kognitif juga harus menguasai.
Penguasaan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemain seni Topeng Belantek
merupakan bagian dan sisi kemampuan pada dirinya.Hal tersebut salah satu dan
modal budaya pada kesenian tradisional Topeng Belantek. Dan dapat memberikan
pembelajaran atau bagi penontonya sehingga sangat berperan jika didalam
pertunjukan Topeng Blantek itu ditanamkan pola pendidikan
3. Peranan Topeng Blantek Sebagai Media Dakwah
Topeng Blantek memiliki fungsi bukan hanya sebagai hiburan. Namun Topeng
Blantek berfungsi sebagai alat untuk berdakwah menyebarkan ajaran-ajaran
agama Islam, karena Asal mula Topeng Blantek sampai menjadi sebuah
pertunjukan berawal dari para pedagang di jajaran wilayah Jakarta di mana
terdapat suku Betawi. Para pedagang tersebut yang memperjualkan dagangannya
melalui celoteh-celoteh (kata-kata), mempunyai arti atau makna tentang
77 Mudji Sutrisno dan Hendarto Putranto. Ibid, hlm 69
61
penerangan yang memberikan angin positif bagi para [enonton yang melihat,
mendengar dan memahami dan tutur kata yang diucapkannya itu, kemudian
menjadi sebuah pertunjukan. Pedagang-pedagang tersebut kebanyakan berasal dan
kalangan ahli agama Islam yang akhirnya mempergunakan Topeng Blantek
sebagai penyebaran agama Islam dan dakwah-dakwah kepada masyarakat.78
Hal itu ditambah dengan iringan lagu-lagu Islami seperti Al Fiqih, Aisyah, dan
Maulana. Sedangkan lagu hiburan, salah satunya Jali-jali. Pada konteks lain nama
Topeng Blantek diambil dari alat musik rebana biang dan kotek sebagai iringiringan
pertunjukannya. Namun seiring perkembangan waktu penggunaan
Rebana Biang bergeser pada alat-alat tradisional lain yang digunakan sebagai
pengiring Topeng Belantek seperti Gong, Gendang dan lain-lain, sehingga Rebana
Biang jarang digunakan oleh para seniman. Alat-alat tradisional tersebut sebagai
pelengkap dalam kesenian topeng belantek.
Adanya nilai religious yang terkandung pada seni Topeng Blantek, hal ini
ditunjukkan dari sisi kaum Betawi yang selalu menggunakan songkok dan kain
sarung pada penampilannya. Songkok dan sarung merupakan simbol umat Islam
yang sangat kental pada kaum Betawi. Pada seni budaya Topeng Blantek adanya
tokoh Jantuk juga diidentikkan dengan tokoh agama. Karena Tokoh sentral
tersebut yang merupakan ciri khas Topeng Blantek selalu memberikan nasihatnasihat
diakhir acara pementasan Topeng Blantek. Nasihat-nasihat tersebut
mengandung unsur-unsur agama yaitu tentang kejujuran, kebaikan untuk selalu
beribadah dan lain-lain. Pada pergelaran Topeng Blantek yang terkadang selalu
78 Ungkapan dari Nasir Mupid di jurnal :
jurnalsenibudayajakarta.blogspot.com/2013/10/apresiasi-seni-budaya-topeng-blantek.html(
diakses pada 28-12-2014 15:37)
62
diiringi dengan musik-musik tradisional yang bernuansa Islami. Nilai religius
pada Topeng Blantek memberikan warna terhadap seni budaya Topeng Blantek.
Para seniman Betawi yang juga pemain Topeng Blantek dalam membuat tema
yang dibuat harus memiliki sisi agama.79 Sehingga pada pertunjukan seni Topeng
Blantek memberikan peran yang sangat bermanfaat untuk penonton khususnya
masyarakat Betawi islam.
Selain itu, dari simbol warna-warna topeng (merah, putih, dan merah jambu)
yang digunakan dalam pentas dianggap memiliki nilai filasofis yang tinggi,
sehingga dianggap sangat sacral. Bahkan dahulu, pertunjukan topeng diawali
dengan pelaksanaan ritual ngukup.80 Memang pertujuan Topeng Blantek biasanya
dimaksudkan sebagai kritik sosial atau untuk menyampaikan nasihat nasihat
tertentu kepada masyarakat. Cara menyampaikan kritik atau nasihat tersebut
biasanya dilakukan lewat banyolan-banyolan yang halus dan lucu, agar tidak
dirasakan sebagai suatu ejekan atau sindiran. Itulah sebab kesenian ini
mempersyaratkan para pemainnya mempunyai kemampuan berkomunikasi yang
cukup tinggi.81
4. Peran Topeng Blantek sebagai media Hiburan
Pertunjukan Topeng Blantek kerap menjadi hiburan masyarakat saat hajatan
pernikahan, sunatan dan syukuran lainnya, memang sangat menghibur ketika
79 warta betawi kumpulan berita betawi http://abdulazizbudaya.blogdetik.com/ (diakses pada
14-12-2014 0:56)
80 Tim Peneliti Kebudayaan Betawi FIB UI, Rupa Gaya Ras Betawi, cetakan I, Jakarta:
Fakultas ilmu budaya universitas Indonesia, 2012. Hal 72-73
81 Jurnal online, Apresiasi Seni Budaya Topeng Blantek,
http://issuu.com/abdulaziz985/docs/buku_ajis_2 diakses pada 09-10-2015 12:35
63
masyarakat menonton pertunjukan dan melihat kelucuan para pemain yang
memainkan lakon alur cerita memperlihatkan lelucuan yang mengundang tawa
para penontonnya, para pemain pun sangat interaktif membawakan cerita dari
gaya, watak, prilaku sesuai perannya masing-masing. Keluar masuk peran
merupakan keluar masuk pemain kedalam perannya untuk keluar menjadi diri
sendiri dan kembali masuk menjadi peran yang dimainkan pemain.Pemain dapat
keluar dan perannya saat situasi tertentu dan masuk kembali ke dalam perannya
ketika melanjutkan ceritanya.
Ciri khas lelucon teater rakyat terutama tradisi Betawi yang sering
menggunakan metode keluar masuk peran secara spontanitas dan naluri pemain
tradisi tersebut.Keluar masuk peran bisa terjadi kapan saja pemain mau, apabila
pada situasi tertentu pemain dapat menghidupkan cerita tersebut dengan metode
keluar masuk peran tersebut. Misalnya ketika seorang tokoh Jantuk menggunakan
Topengnya, maka tokoh Jantuk tersebut sedang berperan menjadi tokoh Jantuk,
namun ketika tokoh Jantuk tidak menggunakan topengnya maka tokoh Jantuk
sudah berperan sebagai tokoh lain, misalnya menjadi tokoh Bapak, atau tokoh
yang terpenting dalam cerita tersebut. Media Ekpresi Yang Digunakan Tokoh
Jantuk tentunya menggunakan media ekspresi berbentuk Topeng Jantuk. “Dalam
Topeng Blantek tokoh Jantuk diharuskan menggunakan topeng berkarakter tokoh
Jantuk”,82 tokoh yang harus menggunakan topeng dalam Topeng Blantek adalah
tokoh Jantuk. Ketika pertunjukan dimulai, tokoh Jantuk sebagai pembuka narasi
Topeng Blantek menggunakan topeng, namun pada saat cerita pertunjukan
82 Ungkapan seorang Pemimpin sanggar fajar ibnu sena.
64
berjalan, pemeran Jantuk dapat membuka Topengnya dan dapat berperan sebagai
tokoh lain dengan tanpa menggunakan Topeng Jantuk.
Perlunya pemaknaan dan Pemahaman merupakan titik awal dalam mempelajari
sebuah sesuatu, seperti seni kebudayaan Topeng Blantek, Pemahaman penafsiran
terhadap sesuatu berdasarkan rasionalitas. Pemahaman atau Verstehen terhadap
sesuatu berdasarkan sikap rasionalitas dan subyektifitas.83 Artinya bahwa
pemahaman individu terhadap sesuatu hal berbeda-beda tergantung dari sisi
rasionalitas dan sudut pandang individu tersebut.
Dilihat bagaimana ceritanya Topeng Belantek pada tema Si Pitung atau tema
yang lainnya selalu memperlihatkan cerita seperti kehidupan sehari-hari namun
didalam cerita atau tema-tema yang kita tampilkan mengandung makna maupun
nilai untuk diserap dan berguna bagi penonton maupun masyarakat khususnya
Betawi yang sangat tau bahasa dari yang kita tampilkan.”84 Nilai-nilai didalam
masyarakat digolongkan menjadi 2 macam yaitu, nilai inti dan nilai peri-peri.
Nilai inti adalah nilai-nilai universal, sedangkan pada nilai peri-peri adalah nilai
alternative.85 Nilai universal tersebut pengertiannya nilai yang dapat diterima
terdiri dari nilai sosial, nilai budaya dan nilai agama. Berbeda dengan lembaga
sekolah yang sifatnya formal maupun informal dengan berbasis teori atau
kongnitifitas, Walaupun terlalu sering dalam penyampaian pada saat pertunjukan
seni budaya ini bersifat humoris.
83 Goerge Ritzer dan Douglas J, Teori Sosiologi Modern, Yogyakarta, Kencana, 2007, Hal
127
84 (Hasil Wawancara, Nasir Mupid, 23 September 2015, Topeng Blantek, Fajar Ibnu Sena,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan)
85 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1991, Hal 15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar