(STUDI KASUS: SANGGAR SENI “FAJAR IBNU SENA” CILEDUG) SKRIPSI Fakultas Adab dan Humaniora Dengan Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) An. HAMMATUN AHLAZZIKRIYAH NIM. 1111022000008 KONSENTRASI ASIA TENGGARA PROGRAM STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAMFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
C. Nilai-Nilai
Topeng Blantek Sebagai Media Untuk Masyarakat.
Didalam pertunjukan seni Topeng
Blantek Para pemain dan seniman Topeng Blantek selalu menyampaikan
maksud dan tujuan pada pertunjukannya. Nilai yang merupakan tuntunan berarti
harus terkandung dalam norma di masyarakat. Norma sendiri terdiri dari cara
(usage), kebiasaan ( folkways ), tata kelakuan (mores) dan adat istiadat
(custom).70
Nilai
yang menjadi sebuah tuntunan mempunyai peran penting terhadap
kehidupan masyarakat. Nilai bersifat positif ini secara langsung di transfer
melalui seni budaya pada masyarakat luas. Nilai yang menjadi tuntunan dapat
memberikan sebuah pengamalan dan manfaat juga bagi para seniman dan masyarakat
luas. Nilai-nilai umum yang diberikan pada seni budaya adalah estetika dan
etika. Nilai estetika dilihat pada seni budaya salah satunya dari segi penampilan dan
gerakan-gerakan dalam pertunjukan seni budaya Topeng Blantek. Nilai etika pada
kesenian ini ditunjukan .dengan moralitas, religius, dan karakter. Nilai-nilai yang terkandung pada
sebuah seni budaya Topeng Blantek harus ada dan tetap dipertahankan
karena dapat menjadi sebuah tuntunan hidup atau media untuk bermasyarakat. Oleh
karena itu, seni budaya Topeng Blantek tidak
Dikutip dari berita jakarta :
(http://www.beritajakarta.com, 2008.2-2-2012). Diakses pada28-12-2014 15:3770 Berita online, warta betawi
kumpulan berita betawi, http://abdulazizbudaya.blogdetik.com/diakses pada 23 juli 2015 09:49
hanya sekedar tontonan, akan
tetapi secara substansi menjadi sebuah tuntunan di masyarakat luas terutama bagi
kelompok masyarakat Betawi dan seniman. Dalam pertunjukan teater seni
Topeng Blantek ini memiliki banyak peran yaitu sebagai media sosial ,
media dakwah dan sebagai menghibur masyarakat yang menonton pertunjukan
tersebut . fungsi dan peran sangat penting disamping untuk menghibur masyarakat dan
Topeng Blantek ini didalam pertunjukan dapat unsur unsur dakwah yang isinya
nasehat dan ajaran agama maknanya bnyak bagi para penonton pertunjukan seni
Topeng Blantek dan juga pertunjukan tersebut sebagai media sosial pada saat
penampilan pertujukan dimulai setiap pemain melakukan interaksi menyapa para
penonton dengan salam dan pada saat pemain mulai bermain melakuan lakonan
atau alur cerita yang lucu sehingga mengajak penonton masyarakatnya tertawa.
Adapun peran Topeng Blantek tersebut adalah:
1. Peranan
Topeng Blantek Sebagai Media Sosial
Seni budaya adalah bagian dari
kehidupan mayarakat dan juga merupakan sebuah media sosial masyarakat.
Seni budaya sebagai media sosial yang dihasilkan dari produk sosial
untuk menyalurkan aspirasi masyarakat.
Topeng Belantek adalah berperan
sebagai media sosial masyarakat Betawi. Media sosial yang berlandaskan
atas nilai-nilai dan merupakan sebuah sarana apreasiasi masyarakat untuk
menampilkan sesuatu yang ingin diungkapakan dan disalurkan, melalui pertunjukan.
Salah satu yang diungkapkan pada publik dan pemerintah, berisikan kepedulian,
kritik sosial yang merupakan bagian dari nilai sosial dalam Topeng Blantek.
Topeng Blantek merupakan bagian
dari teater Betawi, memiliki fungsi sebagai sarana informasi masyarakat dalam
aspek-aspek kebudayaan yang berisi tentang sejarah, aktivitas masyarakat
Betawi, dan seni. Aspek tersebut sangat menjadi rujukan isi pada sebuah kesenian
.Dalam Topeng Blantek aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan juga
termasuk hal yang utama dalam pementasan yang terdiri dari latihan adegan, pementasan
teater yang menggunakan panggung sebagai medianya. Pada aspek latihan
adegan merupakan sebuah kegiatan persiapan yang akan ditampilkan. Seni topeng belantek merupakan
sebuah media sosial. Media yang bersifat untuk semua kalangan masyarakat.
Media yang memberikan pesan pada para penonoton.Seni topeng belantek
sebagal media sosialisasi menyampaikan pesan melalui isi cerita melalui sebuah
teater. Teater merupakan sebuah sarana ekspresi para pemain topeng Belantek untuk
menunjukan keterampilan atau keahliannya dalam berseni. Dalam teater
menunjukan kemampuan pemain yang diperoleh dan pelatihan bakat dan proses
belajar individu yang dimiliki pemain pada seni. Teater pertunjukan kesenian Topeng
Belantek memiliki tujuan untuk mentranformasikan nilai pada masyarakat dengan
melalui Pertunjukan seni budaya topeng Belantek merupakan repsenasi dan ide,
gagasan dan cerita yang disampaikan oleh para pemain dan seniman yang tergabung
pada komunitas betawi dalam sanggar, sehingga para penonton dapat
mengambil pelajaran dan pesan dan pertunjukan tersebut.
Oleh sebab itu, kesenian Topeng
Blantek memiliki peran sebagai media sosial mampu menciptakan hubungan sosial
menurut Raymond William, dalam ChrisBarker bahwa “budaya meliputi
organisasi produk struktur lembaga yang mengekspresikan hubungan sosial,
dan bentuk komunikasi anggota masyarakat”. Kesenian Topeng belantek juga
dapat menciptakan interaksi antara seni dengan masyarakat. Hubungan
interaksi sosial berlanjut pada pemahaman dengan para penonton dan berpengaruh pada
masyarakat dalam Goerge ritzer bahwa “terjadinya proses interaksi
sosial harus memiliki sifat pengaruh dan mempengaruhi”.72 Proses
sosialisasi yang dilakukan oleh pemain dengan menampilkan cerita yang ingin
disampaikan pada masyarakat. Hal tersebut menunjukan proses sosialisasi
terwujud melalui adanya hubungan komunikasi melalui perilaku terbuka dan
peran seniman dan pemain topeng belantek itu sendiri. Perilaku terbuka dalam
hal ini ditunjukan dengan gerakan-gerakan dan adegan yang ditampilkan Seni
topeng Belantek itu merupakan sarana menyampaikan sesuatu dalam proses
untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu, peran Topeng Blantek sebagai
media sosial dapat berperan penting dan memberi manfaat karena didalam
pertunjukanya mengandung nilai-nilai yang mudah diserap dan tersampaikan untuk
para penonton atau masyarakat Betawi yang meliputi kegiatan atau aktivitas
dan kebiasaan kehidupan sehari masyarakat Betawi.
2. Peran Topeng
Blantek sebagai pendidikan
Peran Topeng Blantek sebagai
media Pendidikan itu sendiri merupakan proses pembelajaran menuju masyarakat
yang bertujuan positif dalam Nurul Zuriah
Barker, Chris. 2004. Cultural
Studies. Teori dan Praktek. Yoyakarta: Kreasi Wacana.72 George Ritzer dan Douglas J..Teori
Sosiologi Modern.Yogyakarta: Kencana, 2007. Hal 27
bahwa “pendidikan yang memberikan
hal positif tidak hanya pemberian kognitif, selain itu terdiri dan beberapa
unsur-unsur yaitu penanaman moral, etika dan estetika dalam kehidupan.” Pola pendidikan
pada seni topeng belantek rnengarah pada adanya eksistensi
dan penyampaian nilai-nilai pada masyarakat dalam Tirtaraharja Umar bahwa
“pendidikan itu merupakan sesuatu yang memiliki sifat atau nilai
universal dan berlangsung secara terus menerus tidakputus.74 Disetiap
pertunjukan Topeng Blantek terdapat pembelajaran untuk penontonnya bahwa pertunjukan
Topeng Blantek memberikan hal-hal yang membantu pengetahuan masyarakat
atau penonton didalam alur ceritanya menunjukan dan memperlihat nilai
nilai yang menjadikan suatu tutunan dalam bermasyarakat ataupun berkelompok
karna itu Topeng Blantek bukan hanya tontonan yg menghibur tetapi
Topeng Blantek juga bisa menjadi pembelajaran bagaimana cara bersosialisai
berkomunikasi dan berinteraksi kepada masyarakat yang menontonnya. Pengetahuan itu menunjukan adanya
tingkat kecerdasan pada para pemain seni topeng belantek.Gagasan atau ide
yang ingin disampaikan dikemas dalam cerita atau kisah.Kisah yang diambil dan
tokoh dan kehidupan masyarakat Betawi. Hal tersebut menjadikan pengetahuan
yang menonjol pada seni Topeng Belantek yaitu jago sejarah dan Betawi. Pengetahuan
sejarah ini bertujuan membahas tentang seni budaya tradisional tempo dulu.
Seni budaya Topeng Blantek merupakan peninggalan para seniman dan
masyarakat Betawi dahulu.Salah satu pengetahuan sejarah yang terkenal yaitu
mengenai cerita si pitung. Pengetahuan sejarah juga
Nurul Zuriah. Pendidikan Moral
dan Budi Pekerti Dalam Perspek Perubahan. Jakarta: Burni Aksara, 2008. Hal 19
Mudji Sutrisno dan Hendarto
Putranto. Ibid. Hal 69
memiliki tujuan lain pada
masyarakat yang merupakan penonton harus peduli dan melestarikan budayanya. Di dalam buku karangan
Poedjawijatha bahwa“pengetahuan adalah sesuatu yang diketahuinya” Pengetahuan
dalam hal ini bersifat wawasan.Wawasan pengetahuan terhadap kesenian
budaya. Para seniman dan pemain harus mampu memahami dan mengerti tentang
seni. Pengetahuan yang dihasilkan dan para pemain seni budaya topeng
Belantek pada masyarakat salah satunya dengán memberikan sejarah budaya
masyarakat Betawi. Hal itu karena Seni topeng Belantek merupakan bagian dan
budaya tradisional masyarakat Betawi.Pengetahuan yang bersumber
pada keingintahuan terhadap sesuatu.Pengetahuan yang
merupakan sebuah ide atau gagasan yang ingin disampaikan pada
masyarakat.Pengetahuan yang diberikan pada seni budaya ini tidak dengan teori.Namun,
pembenian itu bersifat tersirat terhadap masyarakat yang menonton.Pengetahuan itu pun
tidak terbatas hanya pada satu aspek, tapi lebih luas. Pendidikan itu sendiri merupakan
proses pembelajaran menuju masyarakat yang bertujuan positif dalam
Nurul Zuriah bahwa “pendidikan yang memberikan hal positif tidak hanya pemberian
kognitif, selain itu terdiri dan beberapa unsurunsur yaitu penanaman moral, etika dan
estetika dalam kehidupan.” Pola pendidikan pada seni topeng
belantek rnengarah pada adanya eksistensi dan penyampaian nilai-nilai pada
masyarakat dalam Tirtaraharja Umar bahwa
Poedjawijatna, Tahu dan
Pengetahuan: Pengantar Ilmu dan Filsafat. (Jakarta: PT RnekaCipta, 1983.hlm 19
Nurul Zuriah. Pendidikan Moral
dan Budi Pekerti Dalam Perspek tf Perubahan. Jakarta:Burni Aksara, 2008. Hal 19
“pendidikan itu merupakan sesuatu
yang memiliki sifat atau nilai universal dan berlangsung secara terus menerus
tidak putus.77
Aspek
pengetahuan yang ada pada topeng belantek yaitu
mengandung sejarah. Sejarah merupakan bagian dari\
pendidikan dan pengatahuan. Point
pengetahuan sendiri yang satu iniakan
mengajak pada masyarakat untuk
mencintai dan Iebih peduli akan budayanya.
Sifat tersebut yang ditanamkan
pada masyarakat sekarang ini.Jangan melupakan
sejarah.
Oleh sebab itu, para pemain seni
Topeng Belantek tidak hanya menampilkan
keterampilan fisik, akan tetapi
dan segi kognitif juga harus menguasai.
Penguasaan pengetahuan yang dimiliki
oleh para pemain seni Topeng Belantek
merupakan bagian dan sisi
kemampuan pada dirinya.Hal tersebut salah satu dan
modal budaya pada kesenian
tradisional Topeng Belantek. Dan dapat memberikan
pembelajaran atau bagi penontonya
sehingga sangat berperan jika didalam
pertunjukan Topeng Blantek itu
ditanamkan pola pendidikan
3. Peranan Topeng
Blantek Sebagai Media Dakwah
Topeng Blantek memiliki fungsi
bukan hanya sebagai hiburan. Namun Topeng
Blantek berfungsi sebagai alat
untuk berdakwah menyebarkan ajaran-ajaran
agama Islam, karena Asal mula
Topeng Blantek sampai menjadi sebuah
pertunjukan berawal dari para
pedagang di jajaran wilayah Jakarta di mana
terdapat suku Betawi. Para
pedagang tersebut yang memperjualkan dagangannya
melalui celoteh-celoteh (kata-kata),
mempunyai arti atau makna tentang
77 Mudji Sutrisno dan Hendarto
Putranto. Ibid, hlm 69
61
penerangan yang memberikan angin
positif bagi para [enonton yang melihat,
mendengar dan memahami dan tutur
kata yang diucapkannya itu, kemudian
menjadi sebuah pertunjukan.
Pedagang-pedagang tersebut kebanyakan berasal dan
kalangan ahli agama Islam yang
akhirnya mempergunakan Topeng Blantek
sebagai penyebaran agama Islam
dan dakwah-dakwah kepada masyarakat.78
Hal itu ditambah dengan iringan
lagu-lagu Islami seperti Al Fiqih, Aisyah, dan
Maulana. Sedangkan lagu hiburan,
salah satunya Jali-jali. Pada konteks lain nama
Topeng Blantek diambil dari alat
musik rebana biang dan kotek sebagai iringiringan
pertunjukannya. Namun seiring
perkembangan waktu penggunaan
Rebana Biang bergeser pada
alat-alat tradisional lain yang digunakan sebagai
pengiring Topeng Belantek seperti
Gong, Gendang dan lain-lain, sehingga Rebana
Biang jarang digunakan oleh para
seniman. Alat-alat tradisional tersebut sebagai
pelengkap dalam kesenian topeng
belantek.
Adanya nilai religious yang
terkandung pada seni Topeng Blantek, hal ini
ditunjukkan dari sisi kaum Betawi
yang selalu menggunakan songkok dan kain
sarung pada penampilannya.
Songkok dan sarung merupakan simbol umat Islam
yang sangat kental pada kaum
Betawi. Pada seni budaya Topeng Blantek adanya
tokoh Jantuk juga diidentikkan
dengan tokoh agama. Karena Tokoh sentral
tersebut yang merupakan ciri khas
Topeng Blantek selalu memberikan nasihatnasihat
diakhir acara pementasan Topeng
Blantek. Nasihat-nasihat tersebut
mengandung unsur-unsur agama
yaitu tentang kejujuran, kebaikan untuk selalu
beribadah dan lain-lain. Pada
pergelaran Topeng Blantek yang terkadang selalu
78 Ungkapan dari Nasir Mupid di jurnal :
jurnalsenibudayajakarta.blogspot.com/2013/10/apresiasi-seni-budaya-topeng-blantek.html(
diakses pada 28-12-2014 15:37)
62
diiringi dengan musik-musik
tradisional yang bernuansa Islami. Nilai religius
pada Topeng Blantek memberikan
warna terhadap seni budaya Topeng Blantek.
Para seniman Betawi yang juga
pemain Topeng Blantek dalam membuat tema
yang dibuat harus memiliki sisi
agama.79
Sehingga
pada pertunjukan seni Topeng
Blantek memberikan peran yang
sangat bermanfaat untuk penonton khususnya
masyarakat Betawi islam.
Selain itu, dari simbol warna-warna
topeng (merah, putih, dan merah jambu)
yang digunakan dalam pentas
dianggap memiliki nilai filasofis yang tinggi,
sehingga dianggap sangat sacral.
Bahkan dahulu, pertunjukan topeng diawali
dengan pelaksanaan ritual ngukup.80 Memang pertujuan
Topeng Blantek biasanya
dimaksudkan sebagai kritik sosial
atau untuk menyampaikan nasihat nasihat
tertentu kepada masyarakat. Cara
menyampaikan kritik atau nasihat tersebut
biasanya dilakukan lewat
banyolan-banyolan yang halus dan lucu, agar tidak
dirasakan sebagai suatu ejekan
atau sindiran. Itulah sebab kesenian ini
mempersyaratkan para pemainnya
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang
cukup tinggi.81
4. Peran Topeng
Blantek sebagai media Hiburan
Pertunjukan Topeng Blantek kerap
menjadi hiburan masyarakat saat hajatan
pernikahan, sunatan dan syukuran
lainnya, memang sangat menghibur ketika
79 warta betawi kumpulan berita
betawi http://abdulazizbudaya.blogdetik.com/ (diakses pada
14-12-2014 0:56)
80 Tim Peneliti Kebudayaan Betawi FIB UI, Rupa
Gaya Ras Betawi, cetakan I, Jakarta:
Fakultas ilmu budaya universitas
Indonesia, 2012. Hal 72-73
81 Jurnal online, Apresiasi Seni Budaya Topeng
Blantek,
http://issuu.com/abdulaziz985/docs/buku_ajis_2
diakses pada 09-10-2015 12:35
63
masyarakat menonton pertunjukan
dan melihat kelucuan para pemain yang
memainkan lakon alur cerita
memperlihatkan lelucuan yang mengundang tawa
para penontonnya, para pemain pun
sangat interaktif membawakan cerita dari
gaya, watak, prilaku sesuai
perannya masing-masing. Keluar masuk peran
merupakan keluar masuk pemain
kedalam perannya untuk keluar menjadi diri
sendiri dan kembali masuk menjadi
peran yang dimainkan pemain.Pemain dapat
keluar dan perannya saat situasi
tertentu dan masuk kembali ke dalam perannya
ketika melanjutkan ceritanya.
Ciri khas lelucon teater rakyat
terutama tradisi Betawi yang sering
menggunakan metode keluar masuk
peran secara spontanitas dan naluri pemain
tradisi tersebut.Keluar masuk
peran bisa terjadi kapan saja pemain mau, apabila
pada situasi tertentu pemain
dapat menghidupkan cerita tersebut dengan metode
keluar masuk peran tersebut.
Misalnya ketika seorang tokoh Jantuk menggunakan
Topengnya, maka tokoh Jantuk
tersebut sedang berperan menjadi tokoh Jantuk,
namun ketika tokoh Jantuk tidak
menggunakan topengnya maka tokoh Jantuk
sudah berperan sebagai tokoh
lain, misalnya menjadi tokoh Bapak, atau tokoh
yang terpenting dalam cerita
tersebut. Media Ekpresi Yang Digunakan Tokoh
Jantuk tentunya menggunakan media
ekspresi berbentuk Topeng Jantuk. “Dalam
Topeng Blantek tokoh Jantuk
diharuskan menggunakan topeng berkarakter tokoh
Jantuk”,82 tokoh yang harus
menggunakan topeng dalam Topeng Blantek adalah
tokoh Jantuk. Ketika pertunjukan
dimulai, tokoh Jantuk sebagai pembuka narasi
Topeng Blantek menggunakan
topeng, namun pada saat cerita pertunjukan
82 Ungkapan seorang Pemimpin sanggar
fajar ibnu sena.
64
berjalan, pemeran Jantuk dapat
membuka Topengnya dan dapat berperan sebagai
tokoh lain dengan tanpa
menggunakan Topeng Jantuk.
Perlunya pemaknaan dan Pemahaman
merupakan titik awal dalam mempelajari
sebuah sesuatu, seperti seni
kebudayaan Topeng Blantek, Pemahaman penafsiran
terhadap sesuatu berdasarkan
rasionalitas. Pemahaman atau Verstehen terhadap
sesuatu berdasarkan sikap
rasionalitas dan subyektifitas.83 Artinya
bahwa
pemahaman individu terhadap
sesuatu hal berbeda-beda tergantung dari sisi
rasionalitas dan sudut pandang
individu tersebut.
Dilihat bagaimana ceritanya
Topeng Belantek pada tema Si Pitung atau tema
yang lainnya selalu
memperlihatkan cerita seperti kehidupan sehari-hari namun
didalam cerita atau tema-tema
yang kita tampilkan mengandung makna maupun
nilai untuk diserap dan berguna
bagi penonton maupun masyarakat khususnya
Betawi yang sangat tau bahasa
dari yang kita tampilkan.”84 Nilai-nilai
didalam
masyarakat digolongkan menjadi 2
macam yaitu, nilai inti dan nilai peri-peri.
Nilai inti adalah nilai-nilai
universal, sedangkan pada nilai peri-peri adalah nilai
alternative.85 Nilai universal
tersebut pengertiannya nilai yang dapat diterima
terdiri dari nilai sosial, nilai
budaya dan nilai agama. Berbeda dengan lembaga
sekolah yang sifatnya formal
maupun informal dengan berbasis teori atau
kongnitifitas, Walaupun terlalu
sering dalam penyampaian pada saat pertunjukan
seni budaya ini bersifat humoris.
83 Goerge Ritzer dan Douglas J, Teori
Sosiologi Modern, Yogyakarta, Kencana, 2007, Hal
127
84 (Hasil Wawancara, Nasir Mupid, 23
September 2015, Topeng Blantek, Fajar Ibnu Sena,
Pesanggrahan, Jakarta Selatan)
85 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan,
Jakarta, Rineka Cipta, 1991, Hal 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar