(STUDI KASUS: SANGGAR SENI “FAJAR IBNU SENA” CILEDUG) SKRIPSI Fakultas Adab dan Humaniora Dengan Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) An. HAMMATUN AHLAZZIKRIYAH NIM. 1111022000008 KONSENTRASI ASIA TENGGARA PROGRAM STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAMFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
B. Masyarakat
Betawi dan Letak Geografisnya
1. Masyarakat
Betawi
Masyarakat Betawi adalah suatu
kelompok masyarakat dengan identitas etnis dan budaya yang terbentuk
berdasarkan perpaduan beberapa suku bangsa dengan budaya dan adat istiadat yang
berbeda. Dari masa ke masa masyarakat Betawi terus berkembang dengan ciri
budaya yang kian hari kian mapan sehingga mudah dibedakan dengan kelompok etnis
lain. Penduduk asli kota Jakarta yaitu
masyarakat Betawi. Secara sepintas masyarakat Betawi yang sudah
Modern, seperti yang kita lihat di Jakarta sekarang ini, sulit dibedakan dari
masyarakat suku lainya. Mereka mengalami kemajuan mengikuti perkembangan zaman.
Ciri masyarakat Betawi yang paling menonjol adalah terbuka mudah bergaul,
serta kerukunan masyarakatnya yang pada umumnya bernafaskan Islam.
Sejarah terbentuknya masyarakat
Betawi di Jakarta berjalan sangat panjang, sepanjang perjalanan sejarah
terbentuknya kota Jakarta. Pada umumnya orang Betawi sendiri tidak mengetahui
mite atau legenda yang menceritakan asal-usul tentang diri mereka. Di Desa
Ciracas, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, dikenal cerita yang mengisahkan
orang Betawi sebagai keturunan pria Demak yang menikah dengan wanita Cina.
Kalaupun tidak seluruh orang Betawi sendiri mengerti asal-usul mereka, ada
beberapa sarjana yang concern dengan sejarah terbentuknya orang Betawi. Milone dan L.Castle memiliki
titik tolak yang sarna dalam mencari asal-usul orang Betawi. Milone, dalam
disertasinya Queen of the East: The Metamorphosis of a Colonial Capital, mengatakan
orang Betawi terbentuk dari beberapa kelompok etnik yang
percampurannya dimulai sejak zaman kerajaan Sunda, Pajajaran, dan pengaruh Jawa yang
dimulai dengan ekspansi Kerajaan Demak, Pencampuran etnik tersebut
dilanjutkan dengan pengaruh-pengaruh yang masuk setelah abad ke-16, dimana VOC
turut mempunyai andil dalam proses terbentuknya identitas orang Betawi.
Kutipan buku Jearboek van Batavia
(Vries, 1927) dapat menggambarkan bahwa masyarakat Betawi adalah
hasil percampuran dari berbagai latar belakang tersebut tetapi bersifat menyatu:
Sejumlah 210.000 orang merupakan kelompok yang terdiri dari berbagai suku
Gemente Batavia ini. Semula penduduk pribumi terdiri dari suku Sunda tetapi
lama kelamaan bercampur dengan suku-suku dari pulau lain, seperti Melayu,
Bugis, Ambon, Manado, Timor dan sebagainya. Yang kaum lelakinya menikahi wanita
setempat baik untuk waktu lama maupun pendek.uga orang Eropa, Cina, Arab,
Jepang dan sebagainya menyukai wanita-wanita pribumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar