TIADA
henti-hentinya Kelompok Diskusi Pencegahan Terorisme (KDPT) dan Satuan
tugas khusus (Satgasus) Jakarta Selatan mensosialisasikan bahaya
terorisme kepada masyarakat, kali ini melalui Focus Group Discussion
(FGD) Peningkatan Kapasitas KDPT dan Satgasus dalam pendekatan seni
budaya lokal Betawi (29/11) di Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu
Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Turut hadir Andri Anas, Mag, Pengurus
Kelompok Diskusi Pencegahan Terorisme (KDPT) Jakarta Selatan, sekaligus
menjadi nara sumber, pelaku seni budaya Betawi, pengurus organisasi
kepemudaan, dan siswa/I SMK se Jakarta Selatan.
“Kegiatan ini sengaja dikemas dengan
pendekatan kearifan lokal, karena pesan yang disampaikan akan langsung
mengena, mudah dan terarah langsung kepada masyarakat,” ungkap Andri
Anas, MAg dengan tegas.
Menurutnya sudah barang tentu harus
diawali dengan diskusi sederhana yang membicarakan apa dan bagaimana
cara kita sebagai masyarakat turut serta dalam pencegahan bahaya
terorisme yang kini bagaikan virus yang mematikan.
“Diskusi ini pun sangat diperlukan bagi
peserta karena akan menambah bahan pengetahuan tentang bahaya terorisme
yang nantinya dapat disampaikan ketengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Setelah kegiatan diskusi tersebut yang dimulai Pukul 09.00 WIB s.d Pukul 12.00 WIB dilanjutkan dengan shalat berjamaah dan menonton pergelaran rutin seni budaya Betawi yang diselenggarakan Sudin Kebudayaan Jakarta Selatan. Kali ini menampilkan Lenong Bintang Timur dengan lakon “Juragan Baud”.
Lakon tersebut diawali dengan keluhan
sang pembantu yang memperkenalkan diri dengan dialog sebagai
berikut,”Perkenalkan nama saya Olis, sukanya makan sosis dicampur
buncis, kalo sore sukanya narsis, tapi saya bukan teroris, apalagi
ISIS,” yang sontak saja dibarengi dengan tepuk tangan dan sorak-sorai
para penonton.
Lenong bukan cuma sekadar sarana hiburan
dan rekreasi, tetapi juga sarana ekspresi perjuangan dan protes sosial.
Lakonnya mengandung pesan moral, menolong yang lemah, membenci
kerakusan dan perbuatan tercela. Hampir dalam semua lakonnya selalu
muncul seorang yang berjiwa kesatria untuk membela rakyat kecil yang
tertindas. (ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar