KITA semua perlu memberikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi bahwasanya UP Pusat Pelatihan Seni Budaya sampai sekarang masih eksis dalam menyelenggarakan pelatihan-pelatihan seni budaya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan keterampilan masyarakat, baik itu guru maupun anggota sanggar yang ada di DKI Jakarta.
Terus terang bahwa batik-batik yang dipakai oleh ibu-ibu dan batik-batik yang dijembreng oleh bapak-bapak tadi merupakan hasil karya mereka sendiri. Tadinya saya tidak percaya apakah betul ini karya mereka sendiri, karena kalau tidak salah mereka berlatih cuma selama 12 hari dengan menghasilkan karya yang seperti itu.
“Saya pikir beli di pasar Tanah Abang,” ungkap Rusmantoro Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta disela kata sambutannya pada Penutupan Pelatihan Seni Rupa (Membatik dan Tata Rias Karakter) Tahun 2015 di UP Pusat Pelatihan Seni Budaya Jl. Asem Baris No. 100 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan.
Turut hadir Ka UP Pusat Pelatihan Seni Budaya, Budianto, beserta jajarannya, Ka Unit Pelayanan Latihan Kesenian Jakarta Selatan, Heri, beserta jajarannya, Pengajar Institut Kesenian Jakarta, Sony, beserta jajarannya, serta peserta yang terdiri dari guru-guru dan anggota sanggar seni.
Dijelaskannya bahwa ini baru tingkat dasar, apalagi tingkat madya dan trampil mungkin akan lebih baik lagi. Nanti hasil ini akan mengalahkan bati-batik yang terkenal daerah lainnya dan diharapkan nanti juga akan menghasilkan motif batik kota jakarta. Mudah-mudahan ilmu keterampilan yang didapat akan digetuktularkan kepada masyarakat lain.
“Dan juga barangkali bisa berkoordinasi atau kerjasama dengan dinas ukm agar peserta dapat membuka sanggar batik lebih serius lagi,” jelasnya. (ziz)-phs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar