Sentul-KoPi|
Direktur Pencegahan BNPT RI, Brigjen Pol Drs. H. Hamidin menegaskan
bahwa bangsa Indonesia perlu merasa bangga dengan rekor penanganan
teroris tercepat di dunia. Aksi terorisme di Sarinah dan Jl HM Thamrin
beberapa waktu lalu hanya membutuhkan waktu 22 menit untuk mengatasinya.
“Bahkan untuk investigasi terorisme, dunia belajar kepada Indonesia,”
tegasnya di sela paparannya yang berjudul “Penanganan Terorisme Di
Indonesia” kepada peserta Satgasus dan KDPT se-DKI Jakarta dalam
kegiatan Rapat Kerja I FKPT DKI Jakarta (27-28/01), di Indonesian Peace
Security Center (IPSC) Sentul, Jawa Barat.
Hamidin juga menyatkan bahwa dalam penanganan terorisme harus tegas
dan piawai memonitor perencanaan aksi-aksi terror. Sebab perekrutan
anggota teroris kini tertuju kepada usia rawan generasi muda , remaja
usia 21 tahun s.d 30 tahun (47,3 %).
“Terutama sekali pola perekrutan melalui teknologi media sosial,” jelasnya.
Menurut Hamidin saat ini terdapat 7 organisasi pendukung ISIS yang
masing-masing dikoordinir oleh 3 pemimpin besar, yaitu Aman Abdurrahman,
Abu Bakar Baasyir, dan Santoso. Oleh karena itu penting mewaspadai
beberapa faktor terjadinya aksi terorisme, diantaranya adalah ideologi,
dendam, ekonomi, konflik perbedaan pandangan.
Selain itu, Direktur BNPT ini juga mengungkapkan beberapa kasus teror yang belum terungkap.
Ada beberapa kasus teroris yang belum terungkap, yaitu aksi teror
pimpinan Zulkarnain (tokoh senior), 26 yang sedang dicari, 5 orang suku
igur (imigran Thailand) yang tergabung dalam kelompok Santoso,”
terangnya.| Aziz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar